Abdul Mubarak sedang dalam perjalanan menuju Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Dalam perjalanan itu, pada suatu malam Mubarak bermimpi. Di mimpinya ia mendengar obrolan dua malaikat.

“Berapa jamaah haji tahun ini yang datang ke Mekah? Kamu hitung ga?” tanya seorang malaikat.

“Sekitar enam ratus ribu,” jawab rekan malaikatnya.

“Berapa banyak yang mendapat haji mabrur?”

“Tak satupun,” malaikat yang dapat giliran jaga sepanjang musim haji itu menjawab.

“Tapi, di Bagdad ada seorang tukang sepatu, namanya Ali Mufiq. Dia tidak ikut haji tahun ini, tapi malah mendapat haji mabrur.” sang Malaikat petugas menambahkan.

Seketika Abdul Mubarak terjaga dari tidurnya. Ia masih terngiang dengan mimpinya akan percakapan dua malaikat tadi tentang jamaah haji.

Mubarak pun pergi ke Bagdad menemui Mufiq. Sesampainya disana ia ceritakan mimpinya itu kepada Mufiq.

“Subhanallah..,” kata Mufiq sambil menangis.

“Aku begitu rindu berangkat haji. Dengan segenap perjuangan aku kumpulkan pelan-pelan biaya untuk berangkat ke sana,” Mufiq teringat kembali kerinduan mendalamnya karena Mubarak cerita tentang perjalanan hajinya.

“Tapi…, sesaat sebelum berangkat, aku melihat tetanggaku yang masih banyak kelaparan. Dengan berat hati uang itu kuberikan kepada mereka dan kubatalkan keberangkatanku ke tanah suci.”

Disadur dari www.paulocoelhoblog.com

 

BAGIKAN
Tulisan sebelumnyaKetika Kamu Memeluk
Tulisan berikutnyaIndonesia Kadaluarsa

TINGGALKAN BALASAN