Terkadang kita lupa, lawan bukanlah musuh. Boleh cari lawan sebanyak-banyaknya, tapi jangan satupun yang dijadikan musuh. Mari kita cari lawan diskusi, lawan tanding sepak bola, lawan bisnis, dan kalau perlu lawan politik. Hanya saja sayang kita masih sering gamang dalam memperlakukan lawan. Tak jarang mereka seolah-olah adalah musuh yang harus dibasmi sampai ke akar-akarnya.

Musuh memang harus dilawan. Tapi lawan tak harus dimusuhi. Musuh bermakna antagonis total, sedangkan lawan adalah kehadiran pihak lain untuk sebuah konteks. Tak melulu lawan menjadi antagonis total. Makanya musuh adalah derajat terendah dari lawan.

Semoga tak ada musuh yang tercipta dalam hidup kita. Kalaupun ada, janganlah terlalu antagonis. Sebab antagonis total hanya akan membawa nuansa perang, perpecahan, kegelisahan, bahkan tercabutnya nyawa dengan sia-sia.

Begitu juga dengan lawan. Semoga lawan-lawan yang kita hadapi adalah lawan yang saling membawa kebaikan. Tak mungkin Chris John jadi juara bila tak ada lawannya. Tak nyata MU jadi juara bila tak menggasak lawan-lawannya. Semua lawan dalam konteks itu membawa sukses bersama. Bahkan bagi yang kalah sekalipun.

Mari…. cari lawan sebanyak-banyaknya..! Lawan yang akan menjadi kawan. Bukan lawan jenis derajat terendah : antagonis total, alias musuh. Siapa yang mau jadi lawan saya? Ntar ditraktir baso tahu. He..he..

1 KOMENTAR

  1. Assalamualaikum…
    Yupz…yupz…sepakat!!!
    Two thumbs up!
    Btw, bener nih traktirannya? Mau dong…hehehe ^_^

    Bener banget, datang aja ke Bandung ya.. ntar saya traktir deh. Tapi harus mau jadi lawan dulu ya…

Tinggalkan Balasan ke RatriDian Batal balasan